Sabtu, 21 Maret 2015

Semoga Bermanfaat

MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN
MODEL DESAIN PEMBELAJARAN 4D THIAGARAJAN
(Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti mata kuliah desain pembelajaran  yang diampu oleh Dr. Muhfahroyin,MTA. dan Dasrieny Pratiwi, M.Pd.)



DISUSUN OLEH KELOMPOK 6:
ANGGUN PUSPITA SARI                      (13320003)       
FUDA HUDAYAN                                   (13320021)
LIA KURNIAWATI                                 (13320026)
VERA YUNITA                                     (13320051)
YOLANDA PRATICA AYU                     (13320053)

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Desain pembelajaran merupakan sebuah usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga nantinya akan dapat mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Dengan adanya desain ini ataupun rancangan dalam pembelajaran pendidika akan lebih mudah dalam menguraikan kesulitan, mengorganisasikan peserta didik sehingga dapat mengurangi kekurangan-kekurangan dalam proses pengembangan belajar dan pembelajaran di kelas. Dengan desain pembelajaran dapat diciptakan pengembangan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, penilaian terhadap proses belajar mengajar , serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Tanpa adanya desain pembelajaran seorang guru akan kesulitan untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan. Proses belajar mengajar tidak bisa dipisahkan dari desain pembelajaran karena dalam proses belajar mengajar kita memerlukan yang namanya suatu perencanaan, suatu proses, suatu evaluasi yang nantinya disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Jadi, desain pembelajaran merukan suatu yang memang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga nantinya akan meningkatkan kualitas pendidikan. 
Pengembangan perangkat pembelajaran adalah suatu proses untuk menentukan atau menciptakan suatu kondisi tertentu yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Dalam  pengembangan perangkat pembelajaran diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Salah satu model yang sesuai untuk mengembangkan perangkat pembelajaran adalah model pembelajaran 4D . Model pengembangan perangkat 4-D Model disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap  pengembangan yaitu  Define, Design, Develop dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian model pembelajaran 4-D Thiagarajan?
2.     Bagaimana langkah-langkah model pembelajaran 4-D Thiagarajan?
3.     Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran 4-D Thiagarajan?



C.    Tujuan
1.     Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran 4-D Thiagarajan.
2.     Untuk mengetahui langkah-langkah model pembelajaran 4-D Thiagarajan.
3.     Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran 4-D Thiagarajan
  


BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A.    Kajian Pustaka
Menurut Endang Mulyatiningsih (2011:13) Komponen input pembelajaran terdiri dari karakterisitik peserta didik, karakteristik guru, dan sarana prasarana dan perangkat pendukung pembelajaran. Dalam perkembangannya lebih lanjut penelitian dan pengembangan model 4D juga sering digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar.
            Trianto (2010:189) yang ditetapkan di atas perlu disesuaikan dengan rancangan pene litian dalam batasan rasional. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P.

Menurut Trianto (2010 : 93-96) model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, dkk adalah Model 4D . Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasikan menjadi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran.
Menurut Yuwono (2012:1) prosedur pengembangan merujuk pada model 4-P (Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran (Define, Design, Develop, dan Desseminate) dari Thiagarajan. Tahap pendefinisian dilakukan dengan penelitian survei. Tahap perancangan menghasilkan produk Silabus, RPP, LKS, dan Assesmen, Tahap pengembangan dilaksanakan melalui Workshop Lesson Study (LS) guru biologi SMA kota Denpasar dan peer teaching dalam tahap Plan, Do, dan See. Tahap penyebaran melalui uji coba kelas sebenarnya diawali dengan LS, dan diteruskan dalam penelitian eksperimen.
Menurut Buhari (2011) Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
Menurut Rusdi (2008) model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran
B. Pembahasan
1. Pengembangan Perangat Pembelajaran Model 4-D
Model pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) adalam model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan desseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
Gambar 3

Gambar 3. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D Thigarajan (Trianto, 2007a: 66)

1.     Tahap Pendefinisian (Define)
Tahap pendefinisian ini memiliki tujuan yaitu untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan menganalisis tujuan dan batasan materi yang akan dikembangkan perangkatnya. Tahap ini memiliki 5 langkah pokok  yaitu :
a.     Analisis Ujung Depan (front-end analysis)
Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan. Dalam melakukan analisis ujung depan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai alternatif pengembangan perangkat pembelajaran, teori belajar, tantangan, dan tuntutan masa depan.
Analisis ujung depan diawali dari pengetahuan, keterampilan, an sikap awal yang dimiliki siswa untuk  mencapai tujuan akhir yaitu tujuan yang tercantum dalam kurikulum.
b.    Analisis Siswa (learner analysis)
Analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih. Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2) keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
c.     Analisis Konsep (concept analysis)
Analisis konsep ini dilakukan untuk mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang tidak relevan. Analisis membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan bukan contoh untuk digambarkan dalam mengantar proses pengembangan.
Analisis konsep sangat diperlukan untuk mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan prosedural pada materi matematika yang akan dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Mendukung analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber-sumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar.
d.    Analisis Tugas (task analysis)
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis ini memastikan ulasan yang menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran.
e.     Perumusan Tujuan Pembelajaran (specifying instructional objectives)
Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
2.     Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini terdiri dari 3 langkah yaitu :
1)     Penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus. Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar.
2)     Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran.
3)     Pemilihan format, di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan di negara-negara lain yang lebih maju.
3.     Tahap Pengembangan (develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi:
1)     Validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi.
2)     Simulasi, yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran
3)     Uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
Hasil tahap (2) dan (3) digunakan sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.


4.     Tahap Pendiseminasian (Disseminate)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk.
2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 4-D
Model Thiagarajan merupakan pengembangan perangkat pembelajaran yang
secara detail menjelaskan langkah-langkah operasional pengembangan perangkat.
Sehingga jelaslah bahwa untuk pengembangan perangkat, model Thiagarajan lebih
terperinci dan lebih sistematis.
Kelebihan dari model Thiagarajan yaitu :
a.     Pijakan utama pendidikan di Indonesia berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan,
oleh karena itu dalam penyusunan perangkat pembelajaran terlebih dahulu harus dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini analisis kurikulum dapat dilakukan pada langkah analisis ujung-depan.
b.     Memudahkan peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya.Suatu contoh, langkah
analisis tugas dan analisis konsep dapat membantu peneliti untuk menentukan TPK.
c.     Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan revisi berkalikali
sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang maksimal (final).Model.
Kekurangan model ini terletak pada analisis tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan analisis yang mana duluan dilaksanakan.


                                        




BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraiana diatas dapat disimpulkan :
1.     Model pengembangan perangkat Four-D Model yang ditetapkan di atas perlu disesuaikan dengan rancangan penelitian dalam batasan rasional. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P.
2.     Langkah-langkah model pembelajaran menurut Thiagarajan yaitu : yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P.
3.     Kelebihan model pembelajaran Thiagarajan yaitu :
a.     Pijakan utama pendidikan di Indonesia berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan, oleh karena itu dalam penyusunan perangkat pembelajaran terlebih dahulu harus dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini analisis kurikulum dapat dilakukan pada langkah analisis ujung-depan.
b.    Memudahkan peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya.Suatu contoh, langkah analisis tugas dan analisis konsep dapat membantu peneliti untuk menentukan TPK.
c.     Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan revisi berkalikali sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang maksimal (final).Model.
        Kekurangan model ini terletak pada analisis tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan analisis yang mana duluan dilaksanakan.



 DAFTAR PUSTAKA
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yogyakarta : CV Alfabeta.
Trianto.2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelaajran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.
Yuwono, Sri Murdo.2012. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Modifikasi dari Aronson dan Slavin Serta Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di SMA Kota Denpasar. (Disertasi). UM.







Sabtu, 31 Januari 2015

PUISI

Berikut ini puisi buatan saya, hehe..hehe.. saya membuatnya berdasarkan seorang mualaf yang curhat dengan saya..
“Bersyukurlah Engkau”

Engkau terlahir dengan fitrah-Nya
Dengan membawa agama Allah
Namun saat engkau dewasa
Orang tuamulah yang membuat kau kafir

Bersyukur engkau wahai muslim
Engkau terlahir dari orangtua muslim
Mereka mengajarkanmu ilmu Allah
Hingga kau pun paham tentang ilmu Allah

Namun ada seseorang orang disana
Terlahir di dalam keluarga yang bukan Islam
Dia tertatih-tah sendirian
Untuk mencari dan memahami ilmu Allah

Dia ditentang… … …
Dia tertindas… … …
Dia dicaci… … …
Oleh keluarganya yang kafir

Dia percaya akan pertolongan Allah
Dia bersabar atas ujian
Dia berdoa dan bertawakal
Dia yakin dapat melaluinya

Atas sabar, doa, dan ketaatannya
Dia ditolong oleh Allah
Ditentang, ditindas, dan dicaci
Kini telah berkurang

Selamat untuk engkau para mualaf
Jadilah orang yang bertaqwa
Semoga tetap dalam keistiqomahanmu
Aamiin…


Karya : Anggun Puspitasari

Kamis, 29 Januari 2015

HIJAB

Assalamualaikum wr.wb para muslimah…
Kali ini saya akan membahas tentang hijab ni, saya nulis cerita ini berdasarkan pengalaman saya lho, yuk dibaca  .. 
Semoga bermanfaat dan selalu semangat  ^_^ ~.~ …

“HIJAB”

Hijab, sepertinya sering sekali kata itu terdengar. Hijab diartikan sebagai penutup. Menutup yang tidak boleh tampak yaitu aurat. Bagi semua wanita muslim menutup aurat adalah kewajiban. Kenapa wajib karena Allah telah memerintahkannya kepada kita yang tertera dalam Al-Quran dalam Q.S An-Nur : 31 dan Q.S Al-Ahzah : 59 yang berbunyi :
”dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman agar mereka menjaga pandangannya dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung kedadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya)… … …”. [Q.S An-Nur : 31].

“wahai nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang”. [Q.S Al-Ahzah : 59].
Dari dua ayat diatas sudah jelas bahwa wanita itu diwajibkan untuk menutup auratnya. Lalu apa saja sih aurat wanita itu?. Aurat wanita itu seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, selain dari itu maka bagian tubuh lainnya adalah termasuk aurat. 
Ada yang pernah bertanya dengan saya yaitu :
“kalau telapak kaki itu termasuk aurat bukan sih?”.
Kemudian saya menjawab, “ aurat wanita itu seluruh tubuh kecuali bagian muka dan telapak tangan, telapak kaki tidak ada pengecualian maka termasuk aurat yang wajib ditutup bisa menggunakan kain, kaos kaki, de el el..

Kemudian ada yang bertanya kembali,
“pada zaman rosul dulu apakah para kaum wanita menutup telapak kakinya juga?”.
Kemudian saya menjawab, “ pada zaman dulu para kaum wanita menutup telapak kakinya  belum menggunakan kaos kaki (bayangkan saja masa zaman dulu udah ada kaos kaki), namun dengan cara mereka memanjangkan baju gamisnya hingga panjang menyentuh tanah dan menutupi telapak kakinya. Bersyukur kita sekarang bisa menutupnya dengan kaos kaki.”.

Jadi sudah jelas kan yang diperintahkan Allah mengenai aurat. Untuk itu kita harus menutupnya kan itu kewajiban. Laksanakan lah kewajiban itu an taatlah pada Allah. Insyaalloh engkau termasuk orang-orang yang taat dan bertakwa. Aamiin..



Rabu, 21 Januari 2015

NAMA LATIN TUMBUHAN SEASON 1

No
Nama Indonesia
Nama Latin
1
Abei
Fragaria
2
Andong
Rhadamnia cenerea
3
Anthurium
Anthurium  sp
4
Aprikot
Prunus mume
5
Asam Jawa
Tamarindus indica
6
Asiri
Laurus nobilis
7
Alamanda
Alamanda cathartica
8
Alvokat
Persea americana
9
Alkasia
Cassia sp
10
Apel
Malus silveltris
11
Anggur
Vitis vinifera
12
Anggrek
 Orcidaceae
13
Bengle
 Zibinger cassummunar
14
Bawang bombai
Allium cepa
15
Bawang putih
Allium sativum
16
Bayam
Amaranthus sp
17
Bayam duri
Amaranthus spinosus
18
Bambu
Bambusa sp
19
Bambu duri
Bambusa spinosus
20
Bidara
Zizybus jujuba
21
Bougenfile
Eugenvillea spectabilis
22
Binjai
Mangifera caesia
23
Bintaro
Codollom
24
Bunga lilin
Hoya carnosa
25
Bunga matahari
Helianthus annus
26
Bakung
Crinum asiaticum
27
Beringin
Ficus benyamina
28
Bunga kertas
Zinia elegan
29
Bunga embun
Drosera
30
Bunga patma
Rafflesia patma
31
Coklat
Theobroma cacao
32
Cabai
Capsicum annum
33
Cengkeh
Santalum album
34
Cincau
Cycles barbata
35
Dadap
Erythrina
36
Dahlia
Dahlia pinata
37
Damar
Agathis alba
38
Delima
Punica
39
Delima merah
Punica nana
40
Duku
Lansium domesticum
41
Durian
Durio zibethinus
42
Gayong
Canna edulis
43
Ganja
Cannabis sativa
44
Ginseng korea
Panax ginseng
45
Jambu mete
Eugenia jambos
46
Jati
Tectona grandis
47
Iler
Coleus
48
Jahe
Zingiber officinale
49
Jambu biji
Psidium guajava
50
Jakang
Muehlenbeckia platyclada
51
Jagung
Zea mays
52
Kelapa
Cocos nucifera
53
Kembang sepatu
Hibiscus rosa sinensis
54
Kentang
Solanum tuberosum
55
Kalpataru
Fillicum desipiens
56
Kembang merak
Caesalpinia pulcherima
57
Kacang tanah
Arachis hipogea
58
Lamtara
Leucaena glauca
59
Lidah buaya
Aloe vera
60
Mawar
Rosa sp
61
Mangga
Mangifera indica
62
Melinjo
Gnetum gnemon
63
Mindi
Melia azedarach
64
Pisang
Musa sp
65
Padi
Oryza sativa
66
Pepaya
Carica papaya
67
Pakis haji
Cycas rumpai
68
Pandan
Pndanus tetrorius
69
Rumput teki
Cyperus rotundus
70
Rosela
Hibiscus sabdarifa L
71
Semanggi
Marsilea crenata
72
Singkong
Manihot utillisima
73
Sikejut
Mimosa pudica
74
Srikaya
Annona squamosa
75
Soka
Ixora paludosa
76
Wortel
Ducus carota
77
Waru
Hibiscus tilliaseus
78
Kaktus
Opuntia sp
79
Kacang panjang
Vigna sinensis
80
Kacang kapri
Pisum sativum
81
Kenanga
Hibiscus cannabinus
82
Kenikir
Cosmos caudatus
83
Lada
Piper ningrum
84
Kopi
Coffea
85
Labu
Cucurbita sp
86
Melon
Cucumis melo
87
Meranti
Shorea sp
88
Nanas
Ananas comosus
89
Nangka
Artocarpus heterophyllus
90
Raflesia
Rafflesia arnoldi
91
Salak
Salacca edulis
92
Sirih
Piper betle
93
Sawo
Zapota
94
Selada
Lactuca sativa
95
Suplir
Adiatum sp
96
Wijen
Sesamum indicum
97
Stroberi
Fragaria vesca
98
Abrosia
Abrosia sp
99
Abutilon
Abutilon spp
100
Ageratum
Ageratum
101
Agropiron
Agropiron
102
Aglaonema
Aglaonema