MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN
MODEL DESAIN PEMBELAJARAN 4D THIAGARAJAN
(Diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti mata kuliah desain pembelajaran
yang diampu oleh Dr. Muhfahroyin,MTA. dan Dasrieny
Pratiwi, M.Pd.)
DISUSUN
OLEH KELOMPOK 6:
ANGGUN PUSPITA SARI (13320003)
FUDA
HUDAYAN (13320021)
LIA
KURNIAWATI (13320026)
VERA
YUNITA (13320051)
YOLANDA
PRATICA AYU (13320053)
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN
BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain pembelajaran merupakan
sebuah usaha yang dilakukan oleh pendidik untuk meningkatkan kegiatan belajar
mengajar dikelas sehingga nantinya akan dapat mewujudkan tujuan yang telah
direncanakan. Dengan adanya desain ini ataupun rancangan dalam pembelajaran
pendidika akan lebih mudah dalam menguraikan kesulitan, mengorganisasikan
peserta didik sehingga dapat mengurangi kekurangan-kekurangan dalam proses pengembangan
belajar dan pembelajaran di kelas. Dengan desain pembelajaran dapat diciptakan pengembangan
pembelajaran, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, penilaian terhadap proses
belajar mengajar , serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas
pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata
pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas. Tanpa adanya desain pembelajaran
seorang guru akan kesulitan untuk mewujudkan apa yang telah direncanakan. Proses belajar mengajar tidak bisa dipisahkan dari
desain pembelajaran karena dalam proses belajar mengajar kita memerlukan yang namanya
suatu perencanaan, suatu proses, suatu evaluasi yang nantinya disesuaikan
dengan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Jadi, desain pembelajaran merukan suatu yang memang
harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga nantinya akan meningkatkan
kualitas pendidikan.
Pengembangan perangkat
pembelajaran adalah suatu proses untuk menentukan atau menciptakan suatu
kondisi tertentu yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian sehingga
terjadi perubahan tingkah laku. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran
diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Salah satu
model yang sesuai untuk mengembangkan perangkat pembelajaran adalah model
pembelajaran 4D . Model pengembangan perangkat 4-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974). Model
ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop
dan Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian model pembelajaran 4-D Thiagarajan?
2. Bagaimana
langkah-langkah model pembelajaran 4-D Thiagarajan?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran 4-D Thiagarajan?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian model pembelajaran 4-D Thiagarajan.
2. Untuk
mengetahui langkah-langkah model pembelajaran 4-D Thiagarajan.
3. Untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran 4-D Thiagarajan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN
A.
Kajian
Pustaka
Menurut Endang Mulyatiningsih (2011:13) Komponen input pembelajaran terdiri
dari karakterisitik peserta didik, karakteristik guru, dan sarana prasarana dan
perangkat pendukung pembelajaran. Dalam perkembangannya lebih lanjut penelitian
dan pengembangan model 4D juga sering digunakan dalam penelitian dan
pengembangan bahan ajar seperti modul, LKS dan buku ajar.
Trianto (2010:189) yang ditetapkan di atas perlu disesuaikan dengan
rancangan pene litian dalam batasan rasional. Model ini
terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate
atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P.
Menurut
Trianto (2010 : 93-96) model pengembangan perangkat seperti yang disarankan
oleh Thiagarajan, dkk adalah Model 4D . Model ini terdiri dari 4 tahap
pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasikan
menjadi Model 4-P, yaitu Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan
Penyebaran.
Menurut Yuwono (2012:1) prosedur pengembangan merujuk pada model 4-P
(Pendefinisian, Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran (Define, Design,
Develop, dan Desseminate) dari Thiagarajan. Tahap pendefinisian
dilakukan dengan penelitian survei. Tahap perancangan menghasilkan produk
Silabus, RPP, LKS, dan Assesmen, Tahap pengembangan dilaksanakan melalui Workshop
Lesson Study (LS) guru biologi SMA kota Denpasar dan peer teaching
dalam tahap Plan, Do, dan See. Tahap penyebaran melalui uji coba
kelas sebenarnya diawali dengan LS, dan diteruskan dalam penelitian
eksperimen.
Menurut
Buhari (2011) Model pengembangan perangkat Four-D
Model disarankan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel,
dan Melvyn I. Semmel (1974). Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop,
dan Disseminate
atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran.
Menurut
Rusdi (2008) model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S.
Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap utama
yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop (Pengembangan)
dan Disseminate (Penyebaran), atau diadaptasi Model 4-P, yaitu Pendefinisian,
Perancangan, Pengembangan, dan Penyebaran
B.
Pembahasan
1. Pengembangan Perangat Pembelajaran
Model 4-D
Model
pengembangan perangkat seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel, dan
Semmel (1974) adalam model 4-D. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan,
yaitu define, design, develop, dan desseminate atau diadaptasikan menjadi model
4-P, yaitu pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran.
Gambar 3. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran 4-D
Thigarajan (Trianto, 2007a: 66)
1.
Tahap
Pendefinisian (Define)
Tahap pendefinisian ini memiliki tujuan yaitu
untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam
menentukan dan menetapkan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan
menganalisis tujuan dan batasan materi yang akan dikembangkan perangkatnya.
Tahap ini memiliki 5 langkah pokok yaitu
:
a. Analisis
Ujung Depan (front-end analysis)
Analisis ujung depan bertujuan untuk
memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran,
sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan
didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar,
yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan.
Dalam melakukan analisis ujung depan perlu mempertimbangkan beberapa hal
sebagai alternatif pengembangan perangkat pembelajaran, teori belajar,
tantangan, dan tuntutan masa depan.
Analisis ujung depan diawali dari pengetahuan,
keterampilan, an sikap awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu tujuan yang
tercantum dalam kurikulum.
b. Analisis
Siswa (learner analysis)
Analisis siswa merupakan telaah tentang
karakteristik siswa yang sesuai dengan desain pengembangan perangkat
pembelajaran. Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik
(pengetahuan), perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu
atau sosial yang berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa
yang dipilih. Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik
siswa, antara lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2)
keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat
dikembangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
c. Analisis
Konsep (concept analysis)
Analisis konsep ini dilakukan untuk
mengidentifikasi konsep pokok yang akan diajarkan, menyusunnya dalam bentuk
hirarki, dan merinci konsep-konsep individu ke dalam hal yang kritis dan yang
tidak relevan. Analisis membantu mengidentifikasi kemungkinan contoh dan bukan
contoh untuk digambarkan dalam mengantar proses pengembangan.
Analisis konsep sangat diperlukan untuk
mengidentifikasi pengetahuan-pengetahuan prosedural pada materi matematika yang
akan dikembangkan. Analisis konsep merupakan satu langkah penting untuk
memenuhi prinsip kecukupan dalam membangun konsep atas materi-materi yang
digunakan sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan standar kompetensi.
Mendukung analisis konsep ini,
analisis-analisis yang perlu dilakukan adalah (1) analisis standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan
ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi
sumber-sumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar.
d. Analisis
Tugas (task analysis)
Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk
menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis ini memastikan ulasan yang
menyeluruh tentang tugas dalam materi pembelajaran.
e. Perumusan
Tujuan Pembelajaran (specifying
instructional objectives)
Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk
merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan
perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun
tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam
materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.
2.
Tahap
Perancangan (Design)
Tahap
ini terdiri dari 3 langkah yaitu :
1) Penyusunan
tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran
khusus. Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku
pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar.
2) Pemilihan
media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran.
3) Pemilihan
format, di dalam pemilihan format ini misalnya dapat dilakukan dengan mengkaji
format-format perangkat yang sudah ada dan yang sudah dikembangkan di
negara-negara lain yang lebih maju.
3.
Tahap
Pengembangan (develop)
Tujuan tahap ini adalah untuk menghasilkan
perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar.
Tahap ini meliputi:
1) Validasi
perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi.
2) Simulasi,
yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pelajaran
3) Uji
coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.
Hasil tahap (2) dan (3) digunakan sebagai
dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan jumlah
siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
4.
Tahap
Pendiseminasian (Disseminate)
Proses diseminasi merupakan suatu tahap akhir
pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk
pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau
sistem. Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui
efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat
juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran
terkait dalam suatu forum tertentu. Bentuk diseminasi ini dengan tujuan untuk
mendapatkan masukan, koreksi, saran, penilaian, untuk menyempurnakan produk
akhir pengembangan agar siap diadopsi oleh para pengguna produk.
2.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran 4-D
Model Thiagarajan merupakan pengembangan perangkat
pembelajaran yang
secara detail menjelaskan langkah-langkah operasional
pengembangan perangkat.
Sehingga jelaslah bahwa untuk pengembangan perangkat,
model Thiagarajan lebih
terperinci dan lebih sistematis.
Kelebihan dari model Thiagarajan
yaitu :
a. Pijakan utama pendidikan di Indonesia berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan,
oleh karena itu dalam penyusunan perangkat pembelajaran
terlebih dahulu harus dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini analisis kurikulum dapat
dilakukan pada
langkah analisis ujung-depan.
b. Memudahkan
peneliti untuk melakukan langkah selanjutnya.Suatu contoh, langkah
analisis tugas dan analisis konsep dapat membantu
peneliti untuk menentukan TPK.
c. Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa melakukan
uji coba dan revisi berkalikali
sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang maksimal
(final).Model.
Kekurangan model ini terletak pada analisis
tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan analisis yang
mana duluan dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
uraiana diatas dapat disimpulkan :
1. Model
pengembangan perangkat Four-D
Model yang ditetapkan di atas
perlu disesuaikan dengan rancangan penelitian dalam batasan rasional.
Model ini
terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate
atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P.
2. Langkah-langkah model pembelajaran
menurut Thiagarajan yaitu : yaitu Define, Design, Develop, dan Disseminate
atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian, perancangan,
pengembangan, dan penyebaran atau disingkat menjadi 4-P.
3. Kelebihan model pembelajaran
Thiagarajan yaitu :
a. Pijakan utama pendidikan di Indonesia berdasarkan
kurikulum yang telah ditetapkan, oleh karena itu dalam penyusunan perangkat pembelajaran
terlebih dahulu harus dilakukan analisis kurikulum. Pada model ini analisis kurikulum dapat
dilakukan pada
langkah analisis ujung-depan.
b. Memudahkan peneliti untuk melakukan langkah
selanjutnya.Suatu contoh, langkah analisis tugas dan analisis konsep dapat membantu
peneliti untuk menentukan TPK.
c. Pada tahap III peneliti dapat dengan leluasa melakukan
uji coba dan revisi berkalikali sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas
yang maksimal (final).Model.
Kekurangan model ini terletak pada
analisis tugas yang sejajar dengan analisis konsep dan tidak ditentukan
analisis yang mana duluan dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyatiningsih, Endang.
2011. Metode Penelitian Terapan Bidang
Pendidikan. Yogyakarta : CV Alfabeta.
Trianto.2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelaajran
Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana.
Yuwono,
Sri Murdo.2012. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Modifikasi dari Aronson
dan Slavin Serta Pengaruhnya Terhadap Keterampilan Metakognisi dan Hasil
Belajar Biologi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di SMA Kota Denpasar.
(Disertasi). UM.